Ingin Jadi wasit

Dari kecil Uda suka banget melompat, memanjat dan lari-larian. *gag jarang juga pernah jatuh dan gag tanggung-tanggung pernah jatuh dari plafon* Kadang kejar-kejaran dengan man temannya, juga men bola. Kadang men bola sama Bapak, Mama, Adek atau dengan Pak De Oman klo kebetulan maen ke rumah.

Untuk menyalurkan energynya tersebut, kebetulan di skolah sekarang ada eskul futsal. Ada seeh eskul lainnya seperti Bahasa Inggris dan Aritmatika. But, Uda sendiri memilih Futsal. Mama dan Bapaknya gag mengarahkan ke salah satu. *Udah pengalaman les renang yang atas inisiatif Mama akhirnya brenti juga* Kenapa Uda memilih Futsal?

Uda : "Aku ingiiiin sekali menjadi wasit, yang mengatur permainan, memberikan pemain kartu merah dan kartu kuning."

Mama : "Uda boleh jadi wasit, tapi syarat jadi wasit harus bisa juga maen bolanya. Jadi Uda belajar dulu maen futsalnya"

Uda: "Iya deeh..."

Ciiiiiiat...


Kemaren baru hari pertama les futsal. Uda diatar Bapak, dan pulangnya langsung memperagakan cara-cara menendang bolanya. Ia mencoba latihan sendiri dan juga memperagakan ke Kak Bintang sepupunya.
Owiyah, foto diatas ketika wiken ke Puncak minggu lalu. Uda men bola dengan Bapak. Karena Uda kepleset saat menerima bola dari Bapak, maka Bapak diberinya kartu kuning. Huee...he....he....

Comments